*disclaimer*
Saya menuliskan ini hanya meresumekan dari referensi, kalau ada salah salah pengutipan mohon dimaafkan
Resume EOR -Part 1
Recovery, bila dikutip dari web oilfield terms milik schlumberger artinya adalah fraksi hidrokarbon yang dapat (atau telah) diproduksi dari sebuah sumur produksi. Pengertian ini akan mengarahkan kita ke faktor utama keekonomisan sebuah sumur migas, yaitu Recovery Factor ( biasa disingkat RF).
Recovery Factor (RF), dikutik dari web yang sama, artinya adalah jumlah yang dapat diproduksi dari sebuah sumur produksi, dalam satuan persentase jika dibandingkan dengan Intial Oil In Place (IOIP). Jadi misalnya ada sebuah field dengan total cadangan (reserve) sebesar 2 MMBO, dengan recovery factor 70%, berarti kita hanya bisa memproduksi total 14 MMBO dari field ini.
Lainnya kemana mbak? Kok gabisa diproduksi?
Kenapa tidak bisa 100%? Karena di setiap formasi ada yang namanya Sor dan Swr. Sor (saturasi oil residual) adalah fraksi minyak yang tidak bisa diproduksi dari reservoir. Salah satu penyebab oil ini tidak bisa diambil adalah faktor wettability dari batuan (bisa jadi ada beberapa reservoir yang grain batuannya suka minyak atau oil wet), dan juga kembali lagi ke karakteristik reservoirnya. Apabila si reservoir ini memiliki beberapa porositas non efektif (sehingga oilnya pasti ter-trapped dalam grain), maka ini akan berkontribusi ke nilai Sor.
Jadi, Tujuan Utama EOR itu apa?
Tujuan utamanya satu, naikin recovery factor. Menguras sumur semaksimal mungkin sampai tidak ekonomis lagi.
Kalau begitu semua sumur di EOR in aja dong ?
Tidak semudah itu teman, sebelum memutuskan melakukan tindakan EOR ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Dan ujung ujungnya perhitungan biaya, apakah usaha meng-EOR kan sebuah sumur akan menguntungkan atau malah merugikan. Tentu harus juga dilakukan test dalam skala lab sebelum diujikan dalam skala field.
Salah satu alasan mengapa EOR ini worth to try adalah karena Indonesia punya sejarah EOR yang sukses, yaitu lapangan duri (steamflooding) dan Lean Gas Injection di Lapangan Handil.
Lalu Tipe – Tipe EOR itu apa saja?
Sebelumnya dijelaskan dahulu ya, ada yang namanya
Secondary Recovery : cara recovery hdrokarbon nya dengan cara mantain pressure (contoh : Injeksi Air ke sumur injeksi dengan harapan tekanan pendorong alamiah hidrokarbon di reservoir yaitu aquifer tetap suffiecient untuk produksi pada rate tertentu, atau injeksi gas ke gas cap dengan alasan yang sama)
Tertiary Recovery : cara memproduksi minyak tersisa yang tidak bisa diambil dengan cara primary ataupun secondary recovery. Tujuan tertiary recovery ini adalah untuk meningkatkan sweep eficiency dengan cara cara tertentu. Tertiary Recovery inilah yang kita namakan EOR (Enhanced Oil Recovery). Ada beberapa metoda EOR yang dapat kita sesuaikan dengan karakteristik lapangan tersebut. Bisa dilakukan Injeksi Kimia, Injeksi Thermal, dan juga Injeksi Gas.
Namun, sebelum melakukan EOR, ada baiknya anda mengenal karakteristik lapangan sebagai berikut,
- Mengetahui jumlah cadangan tersisa yang memungkinkan untuk anda ambil (biasanya 30% IOIP sudah direcover secara primary ataupun secondary)
- Mengetahui kondisi geologi dari reservoir tersebut (untuk menghindari adanya channeling ataupun fracturing yang berimbas pada “kaburnya” bahan yang kita injeksi, sehingga EOR jadi tidak efektik)
- Tipe Hidrokarbon yang akan di-recover (Sebagai contoh bila anda ingin mengambil minyak dengan viscositas tinggi, steamflooding akan lebih cocok untuk membuat hidrokarbon tersebut lebih moveable)
- Karakteristik Batuan Reservoir (meliputi porositas, permeabilitas dan juga karakter lainnya, sehingga fluida/gas yang kita injeksi kan bisa tepat sasaran ke sumur produksi)
- Keekonomisan fluida/ gas yang akan diinjeksi (beberapa bahan kimia cenderung mahal dan dibutuhkan dalam jumlah banyak, sedangkan persediaan tidak memungkinkan.
Source:
Abdurrahman, Muslim & Permadi, Asep & Bae, W.S. & Masduki, A.. (2017). EOR in Indonesia: past, present, and future. International Journal of Oil, Gas and Coal Technology. 16. 250. 10.1504/IJOGCT.2017.087024.
Latil Marcell (1980), Enhanced Oil Recovery
Green, DW & Willhite G.P. (1998) Enhanced Oil Recovery. SPE