Tes CPNS selalu jadi topik Hot of the year nya para job-seeker . Mau udah lulus, masih nyari kerja, atau emang udah dapet kerjaan di tempat mapan, opsi jadi PNS selalu menggoda. Sebagai mantan honorer di salah satu instansi milik pemerintah, saya agak ngerti sih alasan orang mau jadi CPNS. Walaupun gajinya kecil, SK CPNS itu salah satu dokumen terpercaya baik itu KPR ataupun mengajukan pinjaman. Tunjangan CPNS juga kalau ditempat saya mencukupi untuk sekedar hidup sederhana di kota. Memang tidak mewah, tapi cukup. Selain itu untuk perempuan, sepertinya lingkungan PNS lebih ramah keluarga karena beban kerjanya tidak seberat di perusahaan swasta. Ya kadang memang ada masanya berat, tapi saya hampir tidak pernah menemukan cuti pekerja urusan keluarga ditolak di kantor saya dulu. Jadi, hal tersebut membulatkan tekad saya untuk mencoba peruntungan ikutan Tes CPNS setelah 5 tahun menganggur. Berikut adalah pengalaman tes CPNS 2021 versi saya.
Memilih Formasi ( Pengalaman Tes CPNS 2021 )
Tiap formasi, baik daerah maupun dari kementrian pusat, memiliki syarat kualifikasi tertentu untuk jabatan tertentu yang telah ditetapkan melalui PERMENPAN. Jadi tidak ada cerita seperti management trainee yang menerima all major. Seperti biasa, jurusan saya lumayan jarang lowongannya untuk CPNS pemerintah provinsi ataupun kabupaten. Dari awal saya memang mengincari untuk CPNS area Provinsi Kalsel, Banjarbaru, Banjarmasin ataupun Tabalong.
Untunglah ada jabatan Analis Bencana DINSOS yang menerima S1 Geologi. Selain itu BPBD juga ada lowongannya sih, cuma setelah berfikir lebih lanjut saya akan mengambil dinsos saja. Untuk mengecek apakah ada lowongan untuk jurusan/pendidikan kamu, bisa cek di web SSCASN. Klik menu Layanan Informasi lalu klik info lowongan. Silahkan pilih jenis pendidikan kamu dan klik “cari”.
Di masa pandemi, saya menyarankan lebih baik teman-teman memilih formasi yang kantornya di domisili kalian aja. Memang sih untuk SKD bisa via titik lokasi luar daerah, cuma sepertinya nanti bila SKB akan bermasalah lagi. Belum lagi kan peraturan penerbangan berubah ubah dan beresiko menambah kesusahan kalian dalam mengikuti ujian SKD-SKB. Untuk tahun ini, kita tidak bisa mengetahui berapa orang pesaing kita, jadi benar-benar harus yakin dalam memilih. Syukur syukur kalau kamu cumlaude jadi bisa milih formasi cumlaude yang lebih sedikit saingannya.
Membuat Account Di Web SSCASN dan Mengupload Dokumen Administrasi ( Pengalaman Tes CPNS 2021 )
Terlihat sepele ya hanya membuat account, tapi percayalah ini lumayan “ribet”. Jangan dibayangin gampang kayak bikin account facebook. Sayang saya tidak mengcapture tahapan ini, jadi di awal anda harus memasukkan NIK dan nama anda. Bila tidak ada masalah, harusnya ada nama anda dan alamat yang sesuai, sehingga pendaftaran account SSCASN bisa dilanjutnya. Tetapi bagi anda yang NIK-nya bermasalah, anda harus mengklarifikasinya ke panitia untuk mengetahui apa penyebab NIK anda tidak diterima.
Nanti juga anda akan diminta selfie, untuk tahun 2021 tidak perlu pakai selfie sambil megang KTP. Karena tujuannya adalah agar pas SKD kan ada face recognition sebelum masuk ruangan. Nanti wajah anda akan dicocokkan dengan data selfie tsb. Lalu anda juga bisa memilih lokasi tes anda (boleh tes diluar kota).
Lalu selanjutnya anda harus mengisi beberapa hal seperti biodata, gelar, nomor ijazah dll. Ingat anda hanya bisa memilih satu formasi saja. Hal yang harus diupload (scan) antara lain
- Surat Lamaran (untuk ini, anda lebih baik buka web resmi kementrian/pemprov/pemda yang anda lamar. Bila saya, saya ambil dari PDF pengumuman CPNS di web BKD Kalsel bagian pengumuman. Beda formasi, beda formatnya. Jangan lupa harus pakai materai asli ya, jangan pakai materai tempelan di PDF. Banyak yang ditolak administrasi karena pakai materai tempelan di PDF. Yang benar adalah, print surat lamarannya, isi dan bubuhkan tanda tangan diatas materai, lalu discan dan diupload kembali)
- KTP Asli
- Bukti akreditasi jurusan/kampus, pada saat anda lulus (Misal saya lulus 2012, ya saya pakai akreditasi 2012, bukan 2021)
- Surat pernyataan (biasanya diupload dari web BKD setempat)
- Scan Ijazah
- Scan Transkrip Nilai
- Pas Foto Latar merah
Pengumuman Administrasi dan Belajar untuk SKD ( Pengalaman Tes CPNS 2021 )
Hasil seleksi administrasi akan diumumkan via web masing masing instansi ataupun dari account SSCASN anda. Bila anda tidak lolos, anda masih bisa menyanggah selama masa sanggah. Bila lolos, silahkan menunggu jadwal test.
Saya mendapat jadwal SKD tanggal 16 September 2021 di Gedung KH IDHAM CHALID Banjarbaru, dengan syarat yang harus dibawa adalah sebagai berikut
- Kostum = classic. Atasan putih, bawahan hitam. Buat yang berhijab, harus hitam polos. Sepatu resmi berwarna hitam. Dan ini, tiap instansi beda beda. Ada yang harus lengan panjang, ada yang sepatunya harus pantofel. Kita harus memakai masker dan sarung tangan (disediakan) saat tes SKD
- Hasil rapid antigen 1 x 24 jam sebelum tes, atau PCR 2 x 24 jam sebelum tes. Ini juga berbeda beda versi, ada yang cukup 1 hari sebelum tanggal ujian, ada yang patokannya jam. Misal kamu tes jam 12 siang hari ini, maksimal kamu tes jam 12 siang hari kemarin. Jadi kalau kamu tes antigen jam 11 siang kemaren, padahal ujiannya jam 12 hari ini, tes antigenmu gak diterima. Tapi kayaknya pas berkas saya dicek, gak sekaku itu.
- Masker medis dan masker kain di double.
- Hadir sekitar 2 jam sebelum ujian
- Membawa kartu ujian (di print dari web SSCASN), KTP, Hasil Swab, Surat Deklarasi sehat (ini harus diisi dalam rentar H-14 hari sampai H-1 Ujian SKD, lalu di print), Hand Sanitizer, dan Pensil 2 buah.
Jadi teman-teman untuk SKD saya belajar dari buku CPNS yang saya beli di Gramedia, dan mencoba try out soal di website https://cat.bkn.go.id/ . Terkadang saya suka latihan soal di youtube juga yang ada penjelasannya.
Pelaksanaan SKD and What a surprise!
Jadi di hari pelaksanaan SKD, saya mencoba datang setengah jam dari waktu yang disarankan. Jadi ujian saya itu jam 11 dan disarankan sudah ditempat ujian jam 9.30 pagi. Ketika saya disana jam 9, ternyata registrasi untuk sesi 2 sudah dimulai dan kita disuruh cek nomor urut dan duduk di tempat duduk yang disediakan (sudah dijarak aman). Bila nama anda tidak ada di list nomor urut, berarti anda salah jam atau salah hari ujian. Lalu mengantri pengecekan dokumen. Alhamdulilah di tahap pengecekan dokumen saya aman dan diperbolehan ikut ujian.
Setelah pengecekan kelengkapan dokumen, kita dipersilahkan menitipkan barang dan hanya diperkenankan membawa dua buah pensil dan kartu ujian. Lalu kita disuruh mengantri lagi untuk prosedur selanjutnya. Prosedurnya adalah barcode di kartu ujian kita akan di-scan, dan kita akan diberikan pin ujian. Sebelumnya kita diminta membuka masker untuk prosedur face recognition. Kita akan diminta menghadap kamera tanpa masker, baru dilanjutkan pemberian pin ujian SKD. Pin ini akan digunakan untuk login ke tes SKD.
Setelah semua peserta selesai mendapatkan pin ujian, kita dipersilahkan masuk ke ruang ujian. Tenang, ruang ujiannya sudah di-disinfektan kok, dan kita diberikan sarung tangan latex untuk dipakai saat ujian. Setelah semua kursi peserta terisi, panitian akan membriefing prosedur selama ujian. Dan bila anda mau ke toilet, dipersilahkan sekarang. Waktu ujian adalah sekitar 1.5 jam.
Peserta dipersilahkan mengisi data yang harus diisi untuk login ujian, dan dengan aba aba pengawas, kita memulai ujian bersama.
Mau tau gak soalnya kayak apa?
Sebenernya saya gak inget inget banget, tapi yang penting gak semenyeramkan soal soal latihan. Pasal? Peraturan Pemerintahan? Gak ada sama sekali. Inget, ini bukan jenis ujian yang bener bener harus belajar dengan cara dihafal. Soal TWK lebih ke pengetahuan umum seperti nama pahlawan, dan implementasi pancasila di kehidupan sehari hari. Jadi kalaupun ada yang perlu dihapal, mungkin lebih ke “butir pengamalan pancasila”.
TIU ya mirip mirip latihan soal. Untuk TKP saya agak tegang. Karena kan passing gradenya tinggi (166). Jadi harus benar benar tenang menjawabnya. Bisa dibantu dengan latihan soal TKP yang banyak di youtube. Untuk TWK saya mendapat skor 95 (PG 65), TKP 181 (PG 166), TIU 145 (PG 80), dengan total nilai 421.
Sampai hari ini saya masih menunggu hasil ujian saya apakah lanjut ke SKB.
Update 25 November 2021
Hasil SKD dan Persiapan Menuju SKB
So, saya lulus tahap SKD, dan berhak untuk mengikuti ujian SKB. Saya mendapat peringkat kedua untuk posisi yang saya incar dan peserta SKB untuk posisi saya adalah tiga orang. Saingan semakin sedikit, tapi jangan sampai jadi berleha leha. Mengingat sebenernya porsi nilai SKB adalah 60%, jadi kami bertiga memiliki peluang yang cenderung sama untuk lulus CPNS. Belum lagi ada kemungkinan peserta peringkat pertama mengundurkan diri sehingga bisa turun ke peringkat 2 untuk kelulusan CPNS-nya.
Jadi tahu gak sih, ini dari masa tes SKD ke pengumuman SKD ini menurut saya lama banget. Sebenernya dari awal seleksi administrasi emang udah molor dikit dikit sih. Saya pun baru tahu status kelulusan SKD saya itu sekitar tanggal 15 November 2021. Alasan lain adalah mungkin karena terdeteksi beberapa kecurangan di daerah daerah tertentu. Gile ya, ini tuh udah mau secanggih apapun sistem, dasar orang nakal ya nakal aja. Yah setidaknya saya amat bersyukur tanpa harus berbuat curang tetep bisa lulus tahap SKD dan lanjut SKB.
Ohiya teman teman, jadi untuk formasi saya itu yang dibutuhkan HANYA 1 ORANG. Sadis ya! Namanya juga gadis ambisius. Jujur saja awalnya saya gak optimis optimis amat mengingat memang saingannya banyak dan cuma diambil satu. Nanti akan saya spill ya bagaimana keadaan ujian SKB dengan CAT.
Update 10 Desember 2021
Kembali lagi dengan saya disini. So saya akan spill proses saya dari setelah SKD Ke SKB. Kira kira begini ya teman teman,
- Bila sudah pede dengan hasil SKD kalian, langsung gas saja belajar SKB. Waktu itu saya dapat skor 421, yang mana memang sudah target saya. Karena sepenglihatan saya bila skor kamu diatas 400, besar kemungkinan kamu masuk SKB (sambil memantau live score di sesi lain). Sebagian orang bahkan sambil merekap nilai saingannya, tapi menurut saya sih ngapain. Karena dalam satu formasi, misalnya saya nih Analis Bencana, ada formasi cumlaude, ada formasi umum dan ada juga yang formasi untuk wilayah lain. Sedangkan kita hanya tahu peserta untuk formasi analis bencana saja, tidak tahu penempatan mana dan cumlaude atau tidak. Jadi saya lebih memilih fokus belajar SKB saja.
- Be Smart. Jadi yang ingin saya ingatkan adalah temen temen harus cerdik dalam memprediksi soal dan jangan percaya siapapun kecuali diri sendiri. Saya salah satu yang kecele di bagian sini. Jadi jabatan analis bencana itu ada di dua tempat, DINSOS dan BNPB/BPBD. Saya memilih formasi di dinsos.
Dan berikut adalah kisi kisi soal untuk analis bencana Dinas Sosial Pemprov yang resmi.
Jadi, sudah pasti saya harusnya belajar tentang kebencanaan. Dan belajar materi SKB untuk jabatan fungsional atau pelaksana yang serumpun atau miriplah dengan jabatan yang saya pilih. Disini letak tricky-nya. Karena merasa memilih dinsos, saya berfikir bahwa soal saya akan lebih ke Rumpun sosial dengan campuran pengetahuan umum tentang kebencanaan. And it turns out that…soal SKB saya (sistem CAT) lebih ke jabatan Analis Bencana yang BPBD. Dan saya yakin mayoritas peserta SKB nya pun terkejut dengan soalnya, dibuktikan dengan amat jarang ditemukannya nilai tinggi. Saya pun hanya mendapatkan nilai 265 saja untuk SKB ini. Cukup beruntung sih karena saya pikir nilai saya bakal cuma 100.
Actually I don’t care sih kalaupun soalnya benar benar tertukar, toh semua orang sepertinya jujur dan orang yang peringkatnya diatas saya pasti sudah berusaha belajar keras dan berhak mendapatkan hasil terbaik. But I’ll tell you, benar benar hanya Tuhan dan pembuat soal yang tau soal macam apa yang akan dikeluarkan pas SKB, jadi saya tidak menyarankan teman teman berbuat curang atau terlalu termakan FR FR yang bertebaran.
And at that time too, I know, saya diperingkat dua untuk satu formasi yang hanya memilih satu orang saja. Saya gak masalah sih, masih ada tahun depan :). And It’s officially now that saya gagal untuk tahun ini.
Terimakasih sudah membaca tulisan saya, see you!
Yuk baca tips travelling dengan anak dimasa pandemi disini.