Hmmm…
How do i say this?
Pertama tama, selamat datang kembali di tulisan saya. Sudah lama sekali vakum dari dunia perblog-an (bukan karena ada medsos lain yang lebih hits ya). Melainkan karena menurut saya ini salah satu pengalaman yang perlu anda semua ketahui dari saya.
Pembaca lama saya pasti tahu background saya. Lulusan salah satu institut terfavorit Indonesia yang memutuskan jadi stay at home mom. Sejauh ini hidup saya bahagia sekali, punya suami setia dan anak yang lucu berumur dua tahun.
Namun, manusia ini tidak pernah puas ya…
Semua karena semua orang tiba tiba menghubungi saya,
“mutheeee ada bukaan dosen itb, cobain gih, kan bisa sambil momong zidan,”
Ignore it, Ignore it, Ignore it.
But that’s not easy. Tiap hari ada aja yang bener bener nanyain. I truly understand mereka semua itu peduli dan bener bener mau memastikan apakah saya benar benar mau mengakhiri karir saya. Sampai suatu saat yang menanyakan adalah SUAMI SAYA SENDIRI.
“Kamu beneran gamau coba? sekalian liburan ke Bandung. Kan kita udah lama ga kesana. Kamu lagian nyesel loh ganyoba.”
Dalem hati saya, kan semuanya tergantung approval finance dari anda abang. Okelah sekitar tengah mei 2019 saya kirim semua syaratnya ke kantor ITB via pos. Setelah mengirimkan saya bener bener mikir deeply di Bulan Ramadhan tahun ini.
Kalo dipanggil tes gimana? ke bandung dong?trus nanti yang jagain zidan siapa? trus nanti kalo pas tes kedua kan suami gaada? gimana ini gimana?
dan ditepis dengan asumsi.
Pede amat lo ibuk ibuk yang udah gakerja dua tahun bakal dipanggil.
Done, go to sleep.
Sampai suatu hari dapat wa dari panitia bahwa saya kurang persyaratan dan harus dikumpulkan secepatnya. Well, let’s take this serously. Untuk lowongan bisa dilihat di web resmi itb ya (itb.ac.id).
- Seleksi Administrasi
Nah ini kudu tertib ya, ga tertib gakkan lulus. Jadi ada beberapa dokumen yang harus diupload via website (sampe nomor ijazah dll, jadi gaada cerita ijazah palsu bisa lolos ye) dan dikirim via pos. Deadlinenya gamain main, cuma seminggu-2 minggu gitu abis pengumuman. Yang agak repot waktu itu untuk jurusan saya minta toefl. Untung bisa test tepat waktu. Untuk rekomendasi yang awalnya saya kira bisa diurus terakhiran ternyata diminta beneran sama orang jurusan. Jadilah saya dengan rasa gaenak harus wa dosbing saya yang baik hati, mengemukakan bahwa saya butuh surat rekomendasi dengan deadline hari ini jam 12 siang (waktu setempat menunjukkan angka 11 siang). Saya pasrah banget dan untungnya dosen nya email langsung panitia. Dan luluslah saya tahap ini.
- Tes Psikometri
Dan pas tes psikometri pun dateng. Tesnya sekitar 3 jam (yaa saya menghabiskan waktu 3 jam), maksimal jam gaada. Ada yang cuma 1 jam ngerjain, duh itu mata cepet amat bacanya. Intinya tes itu keknya ngelihat kesehatan jiwa kita deh, jadi pertanyaannya banyak banget ratusan ada kali. Mirip mirip psikotes tapi pengen lihat kepribadian. Gaada pelajarannya tes ini jadi ya clear your mind aja pas ngerjain.
- Tes Kesehatan dan Tes Wawancara
Nah.. kalo yang ini bagian paling susah menurut saya. FYI ini tahapan terakhir. Mereka banyak banget motong di administrasi awal, jadi saingan saya tinggal 3 orang untuk 2 posisi. Nah, jadi untuk tes kesehatan cepet aja. Ke ruangan di ITB dan diambil sampel urine, cek detak jantung dan wawancara sama bu dokter.
Untuk wawancara agak serem nih, secara yang wawancara dosen pembimbing sendiri dan untuk pertama kalinya saya liat saingannya langsung. Bener bener kompeten di bidangnya. masih pada muda (sebenernya seumuran sih cuma karena belom pada nikah saya mikirnya muda) dan pengalamannya bagus-bagus. Wawancara santai sekitar setengah jam dan santai suasananya. Most nanyain komitmen.
DAN HASILNYAAA…SAYA GALULUS.
But thats okay, i know it will be hard mengingat kompetitor lain benar benar punya kualitas. Yang lulus satu orang pegawai salah satu BUMN dan satunya asisten akademik yang sedang S3. Saya ikhlas banget dengan hasilnya dan at last saya sudah melakukan terbaik untuk tes ini.
TIPS UTAMA BILA ADA YANG PENGEN IKUTAN
- Niat, jangan pernah ganiat. Ini tercermin dari cara anda menyusun dokumen, membuat surat lamaran dan meminta rekomendasi dengan baik. Syaratnya banyak untuk ukuran saya yang udah lama gak kekampus dan jauh dari bandung. Tapi dengan usaha dan doa semua bisa terlewati. Inget saya bilang banyak galulus administrasi yang konon katanya akibat kurang bisa memenuhi rekomendasi. Jadi jaga hubungan baik dengan dosen ya.
- KOMITMEN, I’m sure i failed at this one. Pada salah satu petikan wawancara saya ditanyakan apakah siap S3 ke luar negeri. Saya bilang saya siap s3, tapi gak keluar negeri karena saya punya keluarga. Sedangkan saya yakin betul insan pendidikan butuh kuliah ke tempat terbaik untuk mendidik mahasiswa terbaik, namun untuk masalah ini udah jadi constraint utama saya dan keluarga. It wont be easy buat saya, tapi saya gak menyesal mengatakan ini karena daripada saya keterima tapi saya harus meninggalkan keluarga, lebih baik semuanya berjalan seperti biasa.
- DOA, semuanya bisa terjadi dan berubah bila Tuhan berkehendak
Pada Akhir kata, jangan menyerah dan berhenti bermimpi ya. Saya yakin kita semua bisa meraih mimpi tanpa mengabaikan yang terkasih.