Tentang Busway (Dimana Kepekaanmu Nak?)

Tiga bulan saya bekerja di salah satu perusahaan migas milik negara. Rumah orang tua saya di Kelapa Gading, sedangkan kantor di Dr. Satrio. Kadang beruntung bisa “nebeng” kakak atau teman untuk transportasi, tapi kadang kalo semuanya sibuk, ya Busway. Berikut analisa saya terhadap fenomena busway ini (sekali lagi, ini subjektif) :

  • Biasanya yang dapat tempat duduk adalah yang berusia muda, dan rata rata “tidur” atau “setengah tidur”. Ketika ada ibu ibu berusia agak lanjut atau Ibu yang membawa anak banyak (akan saya bahas selanjutnya), kebanyakan “cuek”. Apakah penulis salah satu gadis muda yang tidur itu? wah, terimakasih, saya bahkan sangat jarang duduk karena merasa masih banyak yang lebih pantas duduk. “Kita sama-sama capek kali mbak?” , okeh, tapi apa susahnya memberi tempat duduk pada yang lebih berhak. Kita sama-sama wanita loh, bayangkan saja kalau yang berdiri itu Ibu Anda. Ketika saya bercerita dengan teman saya yang biasa memakai commuter line, juga mengatakan hal yang sama.
  • Peraturan : Berikan jalan kepada yang turun dahulu, baru silahkan yang mau naik masuk ke bus. Kenyataan? mostly yang mau naik buru-buru masuk tanpa peduli yang mau turun kerepotan.

saya hanya ingin menyoroti pasal pertama, terutama pada para wanita. Heran saya, kemanakah kepekaan para remaja remaja putri ini?

Published by

meutiafitrihasan

Meutia Fitri Hasan is a proud Indonesian, Geologist who also learn about Petroleum Engineer, Blogging since 2011, Lucky for having a good husband and a handsome son.