I learn geology and I’m so much attracted by Microfossil, especially foraminifera. I’d like to little share.
Foraminifera itu adalah makhluk yang teramat kecil dan hanya bisa dilihat pakai mikroskop. Saya pertama kali mempelajarinya saat semester 4 di Geologi -ITB pada mata pelajaran Mikropaleontologi Umum. Lalu melanjut ke mikropaleontologi lanjut dan Foraminifera Kecil .
Kadang mungkin sebagian dari kalian berpikir..apa pentingnya makhluk2 kecil ini??
Foraminifera terbagi dua jenis , yaitu :
- Foraminifera plankton : hidupnya mengambang di laut (planktonic)
- Foraminifera bentos : hidupnya di permukaan sedimen laut (bentonic)
Generally, foraminifera plankton berguna untuk menentukan umur batuan , foraminifera bentos berguna untuk menentukan lingkungan pengendapan.
Why it become so important? karena untuk menentukan suatu batuan bisa menjadi source rock hidrokarbon (mungkin,, lebih sederhana bila dibilang, bila suatu batuan bisa menghasilkan cukup minyak/gas) yang baik ada kualifikasi kematangan, kematangan itu berhubungan dengan umur dan temperatur batuan. Makin tua umurnya makin baik (tapi gak ketuaan juga ya..masa iya sampe kambrium #hammer) yah..biasanya kalo di Indonesia umurnya Tersier, maka bisa jadi batuan ini berpotensi menjadi source rock yang baik.
Naaaah, sebelum terlalu jauh mengenal makhluk makhluk ini (apalagi menginterpretasi umur batuan) , mari kita mempelajari morfologinya dulu.
(main reference. Bolli& Saunders, Lobbelich &Tappan)
Yang pertama kali harus dideskripsi adalah Jenis Cangkang ,berikut adalah jenis cangkang foraminifera yang umum dijumpai.
- Calcareous -Hyaline
Gambar 1. Calcareous Hyaline Test
Gambar diatas adalah Rotalia sp bercangkang calcareous -hyaline. Jenis cangkang ini sangat sering dijumpai pada foraminifera. Terutama di foraminifera plankton, hampir semuanya berjenis cangkang calcareous -hyaline. Ciri -ciri dinding : berwarna putih keruh, tidak mengkilap, ada beberapa genus yang dindingnya transparan (cth : Bolivina sp)
- Milliolid